Kamis, 19 November 2015

MANAJEMEN STRATEGI ROBINSON


Misi Organisasi

Dalam buku “Manajemen Strategis” Pearce/Robinson  (31:2007) misi organisasi adalah pernyataan luas dan unik  yang membedakan satu organisasi dengan organisasi lain yang sejenis dan mengidentifikasikan lingkup operasinya dalam hal produk, pasar, serta teknologi.

Kotler (et al., 1987) dalam buku Salusu “Pengambilan Keputusan Strategik” (121:1996) menyatakan bahwa misi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat diperoleh, sertaaspirasi dan cita-cita di masa depan.

Adapun unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam  merumuskan misi suatu organisasi adalah, sebagai berikut:
1.    Produk atau pelayanan yang akan ditawarkan
2.    Produk atau pelayanan yang ditawarkan mampu memenuhi kebutuhan
3.    Misi harus secara tegas menyatakan public mana yang harus dilayani
4.    Menjelaskan kualitas barang atau pelayan yang akan ditawarkan
5.    Aspirasi yang diinginkan dimasa yang akan datang di tegaskan dalam misi

Misi merupakan alat yang tak ternilai untukmengarahkan perumusan strategi dan pelaksanaan strategi. Misi merupakan pondasi yang konstan dalam pengambilan keputusan strategi. Setiap organisasi memiliki tujuan dan sasaran yang unik. Keunikan inilah yang perlu secara tegas dinyatakan dalam rumusan misi.

Visi Strategik

Dalam buku “Manajemen Strategis” Pearce/Robinson  (44:2007) pernyataan visi organisasi seringkali dirancang untuk menyatakan aspirasi dari kepemimpinan eksekutif. Pernyataan visi menyajikan maksus strategis organisasi yang didesain untuk memfokuskan energy dan sumber daya organisasi untuk mencapai masa depan yang diinginkan. Lonnie Helgeson dalam buku Salusu “Pengambilan Keputusan Strategik” (129:1996), menyatakann bahwa visi merupakan penjelasan mengenai rupa yang seharusnya dari suatu organisasi apabila ia berjalan dengan baik. Perumusan visi adalah tugas dari manajemen tingkat atas. Namun, iu harus merupakan proses interaksi yang member peluang untuk mendapatkan umpan balik dari semua tingkat manajemen.

Visi menggambarkan  masa depan yang lebih baik, member harapan dan mimpi tetapi juga menggambarkan hasil-hasil yang memuaskan. Visi adalah gambaran kata-kata yang menampakan kekokohan dan kesatuan organisasi. Naisbett (1984) menyatakan bahwa visi strategis adalah suatu gambaran yang jelas mengenai apa yang akan dicapai, berikut rincian dan instruksi tentang setiap langkah untuk mencapai suatu tujuan organisasi.

Coulson Thomas, mengakui bahwa mengkomunikasikan visi ke seluruh tubuh organisasi itu tidak semudah yang digambarkan dalam teori. Oleh karena itu, tugas utama dari eksekutif tertinggi dalam organisasi adalah menyisihkan waktunya agar dapat mengkomunikasikan visi tersebut ke seluruh jajaran dan tingkat manajemen. Visi yang efektif ialah visi yang hidup, menantang, menghargai prestasi masa lampau, dan sebagai pengantar ke masa depan.

Tujuan Organisasi

Dalam buku “Manajemen Strategis” Pearce/Robinson  (34:2007) terdapat tiga tujuan ekonomis organisasi yang memadukan arah strategis dari hampir semua organisasi bisnis, yaitu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan profitabilitas. Profitabilitas merupakan tujuan tetap dari suatu organisasi bisnis.pertumbuhan suatu organisasi sangat terikat dengan kelangsungan bisnis serta profitabilitasnya. Dalam konteks ini, arti pertumbuhan harus didefinisikan secara luas. Pertumbuhan berarti perubahan, dan perubahan yang proaktif adalah penting dalam lingkungan bisnis yang dinamis.

Tujuan organisasi diturunkan dari misi dan sasaran diturunkan dari sasaran. Quinn(1977) dan Friedrickson (1993) sepakat bahwa tujuan itu seharusnya cukup luas dan umum.  Tujuan merupakan gejala yang kompleks. Tujuan dapat diartikan sebagai kondisi jangka panjang yang diinginkan, yang dinyatakian dalam istilah yang umum dan kualitatif, dan mungkin hanya sebagian yang dapat dicapai. Tujuan dibedakan dari sasaran yang menghendaki hasil akhir yang lebih spesifik. Hasil akhir ini justru dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur langkah-langkah yang telah dicapai menuju tujuan yang dikehendaki.

Dalam ilmu sosiologi seperti juga dalam ilmu antropologi ilmu politik dan psikologi social, tujuan diartikan sebagai suatu perubahan dalam suatu situasi ketika seseornag atau kelompok ingin mendapatkan sesuatu dari hasil karya mereka sendiri (Gould & Kolb, 1994).

Perrow (1968) ditinjau dari sudut ilmu social, tujuan dapat dibagi dalam enam kategori, yaitu:
1.    Societal goals (tujuan masyarakat), tujuan ini diarahkan pada masyarakat, yaitu apa yang akan diperbuat untuk kepentingan masyarakat, dan apa fungsinya terhadap masyarakat.
2.    Output goals (tujuan yang berorientasi luaran), dengan mengenal luaran dan tipe produk serta pelayanan jasa maka organisasi itu dapat dibedakan satu dengan yang lain.
3.    Investor goals  (tujuan berorientasi investor) maksud tujuan kategori ini ialah berbuat sesuatu untuk kepentingan investor. Investor bukan hanya penanam modal atau pemegang saham tetapi juga memberi bantuan dalam bentuk tenaga, buruh, atau bahkan memiliki kewenangan memberikan pengesahan yuridis terhadap organisasi
4.    System goal (tujuan system) kategori ini menyangkut keseluruhan system dalam organisasi yang ditetapkan oleh pihak eksekutif dan pihak investor melalui proses pengambilan keputusan organisasi.
5.    Product goal (tujuan produk) kategori tujuan ini memegang peranan yang sangat penting karena menyangkut luaran dari produk dan jasa yang ditawarkan keluar.
6.    Derived goals (tujuan yang bersumber dari organisasi) tujuan ini sesuangguhnya tidak secara murni berkaitan dengan hakikat organisasi. Ada tujuan lain terkandung didalamnya, tetapi tujuan itu dicapai dengan memanfaatkan kekuasaan dari organisasi.

Tujuan Strategik

Tujuan strategic adalah kunci dari arah perubahan masa depan. Tujuan strategic mengarahkan apa yang hendak di kejar diwaktu yang akan datang, yaitu dalam jangka waktu sekitar 3 sampai 5 tahun. Arahan itu harus jelas dan tegas  untuk arahan organisasi. Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa tujuan strategic merupakan planning umbrella (payung perencanaan) dalam mengintegrasikan usaha dari segala unit kerja dan personil kedalam suatu kegiatan menyeluruh dan menyatu dari suatu organisasi.

Tujuan strategic digunakan untuk merumuskan perubahan-perubahan strategic yang diinginkan dengan menulis rencana-rencana organisasi. Tujuan strategic dirumuskan dan diumumkan oleh pejabat tertinggi dalam organisasi dengan peran serta aktif dari semua pejabat kunci. Maksudnya adalah untuk menetapkan arahan-arahan baru, arahan yang dapat menjadi pedoman bagi perumusan inisiatif-inisiatif srategik, menetapkan perubahan-perubahan program, disusul dengan mobilisasi semua sarana seperti penganggaran, pengembangan staf dan keterampilan. Tujuan strategic dengan demikian merupakan instrument yang paling kritis dalam menjuruskan semua usaha menuju perubahan yang dikehendaki.

Koteen (1991) mengatakan bahwa apabila tujuan strategic berjalan dengan baik maka kenyataan itu sedah merupakan “kunci keunggulan dan kesuksesan” sebab arahannya jelas, yaitu untuk mendapatkan manfaat terbesar dengan menggunakan sumber daya yang tersedia, juga membantu menciptakan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan kemajuan organisasi.









MM

Tidak ada komentar:

Posting Komentar