Misi
Organisasi
Dalam
buku “Manajemen Strategis” Pearce/Robinson (31:2007) misi
organisasi adalah pernyataan luas dan unik yang membedakan satu
organisasi dengan organisasi lain yang sejenis dan mengidentifikasikan lingkup
operasinya dalam hal produk, pasar, serta teknologi.
Kotler (et
al., 1987) dalam buku Salusu “Pengambilan Keputusan Strategik” (121:1996)
menyatakan bahwa misi adalah pernyataan tentang tujuan organisasi yang
diekspresikan dalam produk dan pelayanan yang dapat ditawarkan, kebutuhan yang
dapat ditanggulangi, kelompok masyarakat yang dilayani, nilai-nilai yang dapat
diperoleh, sertaaspirasi dan cita-cita di masa depan.
Adapun
unsur-unsur yang perlu diperhatikan dalam merumuskan misi suatu
organisasi adalah, sebagai berikut:
1. Produk atau pelayanan yang akan
ditawarkan
2. Produk atau pelayanan yang ditawarkan
mampu memenuhi kebutuhan
3. Misi harus secara tegas menyatakan
public mana yang harus dilayani
4. Menjelaskan kualitas barang atau
pelayan yang akan ditawarkan
5. Aspirasi yang diinginkan dimasa yang
akan datang di tegaskan dalam misi
Misi
merupakan alat yang tak ternilai untukmengarahkan perumusan strategi dan
pelaksanaan strategi. Misi merupakan pondasi yang konstan dalam pengambilan
keputusan strategi. Setiap organisasi memiliki tujuan dan sasaran yang unik.
Keunikan inilah yang perlu secara tegas dinyatakan dalam rumusan misi.
Visi
Strategik
Dalam
buku “Manajemen Strategis” Pearce/Robinson (44:2007) pernyataan
visi organisasi seringkali dirancang untuk menyatakan aspirasi dari
kepemimpinan eksekutif. Pernyataan visi menyajikan maksus strategis organisasi
yang didesain untuk memfokuskan energy dan sumber daya organisasi untuk
mencapai masa depan yang diinginkan. Lonnie Helgeson dalam buku
Salusu “Pengambilan Keputusan Strategik” (129:1996), menyatakann bahwa visi
merupakan penjelasan mengenai rupa yang seharusnya dari suatu organisasi apabila
ia berjalan dengan baik. Perumusan visi adalah tugas dari manajemen tingkat
atas. Namun, iu harus merupakan proses interaksi yang member peluang untuk
mendapatkan umpan balik dari semua tingkat manajemen.
Visi
menggambarkan masa depan yang lebih baik, member harapan dan mimpi tetapi
juga menggambarkan hasil-hasil yang memuaskan. Visi adalah gambaran kata-kata
yang menampakan kekokohan dan kesatuan organisasi. Naisbett (1984)
menyatakan bahwa visi strategis adalah suatu gambaran yang jelas mengenai apa yang
akan dicapai, berikut rincian dan instruksi tentang setiap langkah untuk
mencapai suatu tujuan organisasi.
Coulson
Thomas, mengakui bahwa mengkomunikasikan visi ke seluruh tubuh organisasi
itu tidak semudah yang digambarkan dalam teori. Oleh karena itu, tugas utama
dari eksekutif tertinggi dalam organisasi adalah menyisihkan waktunya agar
dapat mengkomunikasikan visi tersebut ke seluruh jajaran dan tingkat manajemen.
Visi yang efektif ialah visi yang hidup, menantang, menghargai prestasi masa
lampau, dan sebagai pengantar ke masa depan.
Tujuan
Organisasi
Dalam
buku “Manajemen Strategis” Pearce/Robinson (34:2007) terdapat
tiga tujuan ekonomis organisasi yang memadukan arah strategis dari hampir semua
organisasi bisnis, yaitu kelangsungan hidup, pertumbuhan dan profitabilitas.
Profitabilitas merupakan tujuan tetap dari suatu organisasi bisnis.pertumbuhan
suatu organisasi sangat terikat dengan kelangsungan bisnis serta
profitabilitasnya. Dalam konteks ini, arti pertumbuhan harus didefinisikan
secara luas. Pertumbuhan berarti perubahan, dan perubahan yang proaktif adalah
penting dalam lingkungan bisnis yang dinamis.
Tujuan
organisasi diturunkan dari misi dan sasaran diturunkan dari sasaran. Quinn(1977)
dan Friedrickson (1993) sepakat bahwa tujuan itu seharusnya cukup
luas dan umum. Tujuan merupakan gejala yang kompleks. Tujuan dapat
diartikan sebagai kondisi jangka panjang yang diinginkan, yang dinyatakian
dalam istilah yang umum dan kualitatif, dan mungkin hanya sebagian yang dapat
dicapai. Tujuan dibedakan dari sasaran yang menghendaki hasil akhir yang lebih
spesifik. Hasil akhir ini justru dapat dipakai sebagai alat untuk mengukur
langkah-langkah yang telah dicapai menuju tujuan yang dikehendaki.
Dalam
ilmu sosiologi seperti juga dalam ilmu antropologi ilmu politik dan psikologi
social, tujuan diartikan sebagai suatu perubahan dalam suatu situasi ketika
seseornag atau kelompok ingin mendapatkan sesuatu dari hasil karya mereka
sendiri (Gould & Kolb, 1994).
Perrow (1968)
ditinjau dari sudut ilmu social, tujuan dapat dibagi dalam enam kategori,
yaitu:
1. Societal goals (tujuan
masyarakat), tujuan ini diarahkan pada masyarakat, yaitu apa yang akan
diperbuat untuk kepentingan masyarakat, dan apa fungsinya terhadap masyarakat.
2. Output goals (tujuan yang
berorientasi luaran), dengan mengenal luaran dan tipe produk serta pelayanan
jasa maka organisasi itu dapat dibedakan satu dengan yang lain.
3. Investor goals (tujuan
berorientasi investor) maksud tujuan kategori ini ialah berbuat sesuatu untuk kepentingan
investor. Investor bukan hanya penanam modal atau pemegang saham tetapi juga
memberi bantuan dalam bentuk tenaga, buruh, atau bahkan memiliki kewenangan
memberikan pengesahan yuridis terhadap organisasi
4. System goal (tujuan system)
kategori ini menyangkut keseluruhan system dalam organisasi yang ditetapkan
oleh pihak eksekutif dan pihak investor melalui proses pengambilan keputusan
organisasi.
5. Product goal (tujuan produk)
kategori tujuan ini memegang peranan yang sangat penting karena menyangkut
luaran dari produk dan jasa yang ditawarkan keluar.
6. Derived goals (tujuan yang
bersumber dari organisasi) tujuan ini sesuangguhnya tidak secara murni
berkaitan dengan hakikat organisasi. Ada tujuan lain terkandung didalamnya,
tetapi tujuan itu dicapai dengan memanfaatkan kekuasaan dari organisasi.
Tujuan
Strategik
Tujuan
strategic adalah kunci dari arah perubahan masa depan. Tujuan strategic
mengarahkan apa yang hendak di kejar diwaktu yang akan datang, yaitu dalam
jangka waktu sekitar 3 sampai 5 tahun. Arahan itu harus jelas dan tegas
untuk arahan organisasi. Oleh sebab itu, sering dikatakan bahwa tujuan
strategic merupakan planning umbrella (payung perencanaan) dalam
mengintegrasikan usaha dari segala unit kerja dan personil kedalam suatu
kegiatan menyeluruh dan menyatu dari suatu organisasi.
Tujuan
strategic digunakan untuk merumuskan perubahan-perubahan strategic yang
diinginkan dengan menulis rencana-rencana organisasi. Tujuan strategic
dirumuskan dan diumumkan oleh pejabat tertinggi dalam organisasi dengan peran
serta aktif dari semua pejabat kunci. Maksudnya adalah untuk menetapkan
arahan-arahan baru, arahan yang dapat menjadi pedoman bagi perumusan inisiatif-inisiatif
srategik, menetapkan perubahan-perubahan program, disusul dengan mobilisasi
semua sarana seperti penganggaran, pengembangan staf dan keterampilan. Tujuan
strategic dengan demikian merupakan instrument yang paling kritis dalam
menjuruskan semua usaha menuju perubahan yang dikehendaki.
Koteen (1991)
mengatakan bahwa apabila tujuan strategic berjalan dengan baik maka kenyataan
itu sedah merupakan “kunci keunggulan dan kesuksesan” sebab arahannya jelas,
yaitu untuk mendapatkan manfaat terbesar dengan menggunakan sumber daya yang
tersedia, juga membantu menciptakan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan
kemajuan organisasi.
MM







Tidak ada komentar:
Posting Komentar